Kamis, 05 April 2012


Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari profesi di bidang kesehatan. Selama ini masyarakat lebih mengenal dokter, perawat, bidan, apoteker. Sedangkan analis kesehatan jarang dikenal. Fakta yang membuat saya pada awalnya juga bingung kenapa saya kuliah di jurusan ini.
Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan lab sebagai penunjang diagnosa dokter.
Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan ketulusan. Seperti juga menjadi seorang analis yang berhubungan dengan nyawa manusia

Minggu, 01 April 2012


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Stokiometri Menentukan Perbandingan Larutan
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Kimia




Disusun oleh:
Deni Firmansyah
1111C1014
S1 Analis Medis
KELOMPOK 2

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH 
BANDUNG
2011/2012

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

1.      Hari/Tanggal         :  Senin, 19 Desember 2011
2.      Judul                      :  Stokiometri
3.      Tujuan                    :  Untuk mengetahui perbandingan suatu reaksi
4.      Dasar Teori            :
Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk
membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan
kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa
dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya
diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia.
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep paling
fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak
terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. Fisika modern menunjukkan
bahwa sebenarnya yang terjadi adalah konservasi energi, dan bahwa energi dan massa
saling berhubungan suatu konsep yang menjadi penting dalam kimia nuklir. Konservasi
energi menuntun ke suatu konsep-konsep penting mengenai kesetimbangan,
termodinamika, dan kinetika.
Hukum tambahan dalam kimia mengembangkan hukum konservasi massa. Hukum
perbandingan tetap dari Joseph Proust menyatakan bahwa zat kimia murni tersusun dari
unsur-unsur dengan formula tertentu kita sekarang mengetahui bahwa susunan struktural
unsur-unsur ini juga penting.
Hukum perbandingan berganda dari John Dalton menyatakan bahwa zat-zat kimia tersebut akan ada dalam proporsi yang berbentuk bilangan bulat kecil (misalnya 1:2; O:H dalam air = H2O); walaupun dalam banyak sistem (terutama biomakromolekul dan mineral) rasio ini cenderung membutuhkan angka besar, dan sering diberikan dalam bentuk pecahan. Senyawa seperti ini dikenal sebagai senyawa non-stoikhiometrik.

Hukum kimia modern lain menentukan hubungan antara energi dan transformasi.

a. Dalam kesetimbangan, molekul yang ditemukan dalam campuran ditentukan oleh
transformasi yang mungkin terjadi dalam skala waktu kesetimbangan, dan memiliki
suatu rasio yang ditentukan oleh energi intrinsik molekul. Semakin kecil energi
intrinsik, semakin banyak molekul.

b. Mengubah satu struktur menjadi struktur lain membutuhkan asupan energi untuk
melampaui hambatan energi; hal ini dapat timbul karena energi intrinsik molekul
itu sendiri, atau dari sumber luar yang secara umum akan mempercepat perubahan.
Semakin besar hambatan energi, semakin lambat proses berlangsungnya
transformasi.

c. Ada struktur antara atau transisi hipotetik, yang berhubungan dengan struktur di
puncak hambatan energi. Postulat Hammond-Leffer menyatakan bahwa struktur ini
menyerupai produk atau bahan asal yang memiliki energi intrinsik yang terdekat
dengan hambatan energi. Dengan menstabilkan struktur antara hipotetik ini melalui
interaksi kimiawi adalah salah satu cara untuk mencapai katalisis.

d. Semua proses kimia adalah terbalikkan (reversible) (hukum keterbalikkan
mikroskopis) walaupun beberapa proses memiliki bias energi, mereka pada
dasarnya takterbalikkan (irreversible).

Hukum-hukum dasar ilmu kimia adalah sebagai berikut:
1. Hukum Boyle (1662)
2. Hukum Lavoiser disebut juga Hukum Kekekalan Massa (1783)
3. Hukum Perbandingan Tetap (Proust – 1799)
4. Hukum Gay Lussac (1802)
5. Hukum Boyle – Gay Lussac (1802)
6. Hukum Dalton disebut juga Hukum Kelipatan Perbandingan (1803)
7. Hukum Avogadro (1811)
8. Hukum Gas Ideal (1834)


1. Hukum Boyle (1662)
Robert Boyle (25 Januari 1627 - 30 Desember 1691) adalah ahli fisika Inggris, pengarang,Bapak Ilmu Kimia, penemu hukum Boyle, penemu pompa hampa udara, penemu konsep atom, orang pertama di dunia yang membedakan unsur dari senyawa, asam dari alkali,orang pertama di dunia yang menemukan pentingnya udara bagi pernafasan, pembakaran,dan kehidupan, orang pertama di dunia yang menemukan bahwa suara tak dapat merambat di dalam tabung hampa. Boyle menekankan pentingnya eksperimen yang cermat bagi perkembangan ilmu. Ia membuat eksperimen dengan luas tentang proses pemanasan
logam. Ia menemukan gejala penguapan dan pembekuan.
Pada tahun 1661 Boyle menghidupkan kembali ajaran Demokritos. Ia mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul The Sceptical Chymist (Ahli Kimia Yang Sangsi). Dalam bukunya itu Boyle menyerang ajaran Aristoteles dan Paracelsus. Ia mencela Aristoteles yang memandang benda dari segi forma dan kualitas. Boyle menyatakan bahwa semua benda terdiri dari atom, Adanya zat yang beraneka ragam disebabkan karena jumlah atom,kedudukan atom, gerak atom, dan susunan atom. Karena jasa Boyle, ilmu fisika dan kimia diluruskan ke jalur yang benar.
P1.V1 = P2.V2
Contoh :
1 mol gas CO2 dengan volume 10 liter dan tekanan 1,5 atm
1 mol gas H2 dengan volume 30 liter. Pada temperatur yang sama
dengan gas CO2, berapa tekanannya?
Jawab : Diketahui : P1 = 1,5 atm
V1 = 10 liter
V2 = 30 liter
Ditanya : P2?
Jawab : P1.V1 = P2.V2
1,5 x 10 = P2 x 30
P2 = 0,5 atm
2. Hukum Lavoiser (1783)
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum
digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu
sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”

Contoh:
39 gram Kalium direaksikan dengan 36,5 gram HCl.
Berapakah zat hasil reaksi?
Bila BA K = 39; BA Cl = 35,5; BA H = 1
Jawab: 2 K + 2 HCl 2 KCl + H2
mol Kalium = 39 / 39
= 1 mol
3. Hukum Proust (1799)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari nama
kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa
kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat sama. Dengan
kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap.
Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen. Bersama dengan hukum
perbandingan berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan tetap adalah hukum dasar
stoikiometri.
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu persenyawaan kimia selalu tetap.”
4. Hukum Gay Lussac (1802)
Setelah lebih dari satu abad penemuan Boyle ilmuwan mulai tertarik pada hubungan antara volume dan temperatur gas. Mungkin karena balon termal menjadi topik pembicaraan di kota waktu itu. Kimiawan Perancis Jacques Alexandre César Charles (1746-1823), seorang
navigator balon yang terkenal pada waktu itu, mengenali bahwa, pada tekanan tetap,
volume gas akan meningkat bila temperaturnya dinaikkan. Hubungan ini disebut dengan
hukum Charles, walaupun datanya sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang
kemudian memplotkan volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis lurus.
5. Hukum Boyle – Gay Lussac (1802)
"Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas menurut beratnya) hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi dengan temperatur mutlaknya adalah konstan".



5.      Alat dan Bahan
a.       Alat :
Ø  Erlenmeyer 250 ml ( 3 buah )
Ø  Labu Ukur  100 ml ( 1 buah )
Ø  Biuret 50 ml ( 1 buah )
Ø  Pipet Seukuran 25 ml ( 1 buah )      
Ø  Corong Pendek ( 1 buah )
Ø  Tabung Reaksi ( 1 buah )
Ø  Pipet Tetes ( 2 buah )
Ø  Neraca Analitik
b.      Bahan :
Ø  HCl 0,5 m
Ø  Na2CO3 0,05 m

6.       Data Pengamatan
1.      Prosedur Kerja
a.       Timbang ± 0,53 g Na2CO3, larutkan dalam labu ukur.
b.      Pipet 25 ml larutan tersebut, masukan ke dalam Erlenmeyer + mthyl jingga, kemudian dititrasikan oleh larutan HCl 0,1 m hingga kebentuk warna jingga-merah. Hitung perbandingan mol HCl dengan Na2CO3 dalam reaksinya.
c.       Catatan :
·         Titrasi : bilas dengan larutan HCl 3 kali
·         Pipet : bilas dengan larutan Na2CO3 3 kali
·         Erlenmeyer : dibilas dengan aquades
2.      Hasil dan Pembahasan
a.       Hasil
·         Berat keretas : 1,1337
·         Berat HCl : 0,5326
·         Total berat : 1,663
·         Erlenmeyer 1 : 28,5 ml
·         Erlenmeyer 2 : 29 ml
·         Erlenmeyer 3 : 26,5 ml
·         Rata – rata volume HCl :
 
 
=
= 28
·         mmol HCl = 28 × 0,1 m
    = 2,8 m
·         Na2CO3 =
=
=
= 0,057 x 25 = 1,25 m
·         mmol HCl : mmol Na2CO3
2,8   :   1,25
2      :   1
Jadi, 2 mol HCl akan tepat bereaksi dengan 1 Na2CO
b.      Pembahasan
1.      Pembuatan larutan Na2CO3
Pada proses pembuatan larutan Na2CO3 yang sudah ditimbang masukan ke dalam labu ukur dengan menambahkan aquades sampai tanda batas kemudian mengkocoknya sampai homogen.
2.      Titrasi larutan Na2CO3 dengan HCl
Sebelum dititrasi HCl ditambah metil jingga 3 tetes sampai tercampur, kemudian larutan tersebut dititrasikan dengan HCl  sampai homogen dan berubah warna.







7.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam percobaan ini adalah :
1.      Proses yang digunakan untuk mengetahui suatu ukuran perbandingan antara reaktan dan produk dikenal stokiometri
2.      Dalam proses pencampuran digunakan teknik titrasi yang akan mengetahui berapa ml larutan HCl yang diperlukan hingga berubah warna dan diketahui perbandingan larutan tersebut
3.      Hasil perbandingan antara larutan Na2CO3 dengan HCl adalah 2 mol HCl akan tepat dengan 1 mol Na2CO3